Ujud dan Asa Tukang Cukur Asal Bulawan

Oleh: Mat Rey Kartorejo
MENGENAKAN topi dan kaos hitam dipadukan dengan celana pendek berwarna biru, tampak tangan kanan memegang gunting dan tangan kirinya memegang kepala seorang lelaki yang duduk di kursi putar, sembari menyilangkan kaki. Alat cukur dan perkakas gunting sebagai sarana usaha tampak di atas meja. Selang beberapa menit, potongan rambut pelanggannya berubah menjadi lebih elegan sesuai keinginan pelanggan yang datang.
Begitulah gambaran Rusdi Palar, seorang tukang cukur asal dusun 3 Desa Bulawan, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), ketika beraktivitas.
Pria 35 tahun ini menggeluti usaha pangkas rambut mulai tahun 2013. Ia terinspirasi dari seorang lelaki asal desa Kotabunan, Mufti Manoppo.
Rusdi berkisah, Kala itu ia melihat Mufti Manoppo sedang mencukur rambut. Dan pada waktu itu banyak sekali pelanggan yang datang ke tempat Mufti untuk cukur rambut. Dari situlah timbul niat di dalam hati untuk menjadi barber.
“Saya terinspirasi dari Upi (Mufti Manoppo). Waktu itu banyak sekali yang datang ke tempatnya untuk mencukur rambut. Pokoknya waktu itu sangat padat, sampai-sampai banyak yang antri. Dari situ saya berniat untuk menjadi tukang cukur, dan pada tahun 2013, saya mulai menjadi tukang cukur” ujar Rusdi.
Pertama kali melakoni pekerjaan barunya itu, perkakas potong rambut milik Rusdi masih sangat minim. Namun, hal itu tidak menyurutkan niatnya. Ia tetap berusaha dengan harapan pelanggan akan puas atas hasil kerjanya.
“Alhamdulillah untuk perlengkapan seperti gunting dan alat cukur lainnya sudah 90 persen, artinya hampir lengkap,” ucap pria kelahiran 7 Juni 1988 ini.
Saat melakukan pekerjaan sebagai tukang cukur, Ia kerap berpesan bagi pelanggan yang datang agar jangan sungkan memberikan masukan kalau hasil kerjanya kurang memuaskan biar apa yang menjadi hasrat pelanggan bisa ia penuhi.
Menjadi tukang cukur, soal penghasilan bagi Rusdi itu urusan kedua. Menurutnya semua harus melalui proses, sebab sukses itu butuh proses.
Memiliki keterampilan memotong rambut yang hebat, hidup Rusdi mulai meningkat. Buah dari kerja kerasnya selama sepuluh tahun berbuntut manis, Rusdi sekarang sudah membeli beberapa bidang tanah serta rumah di desa Bulawan. Ia juga membeli sepeda motor. Semua itu hasil dari mencukur rambut.
RENCANA KEDEPAN RUSDI PALAR
Sepuluh tahun menggeluti pekerjaan sebagai tukang cukur, usaha Rusdi Palar ini mulai mengalami peningkatan. Ia pun berniat mengembangkan usahanya dan akan mencari tempat yang representatif.
“Rencana ke depan dari hasil yang saya dapat, akan saya sewakan tempat yang lebih besar yang lokasi strategis untuk mengembangkan usaha saya. Dan kalau dapat tempat yang sedikit besar, pasti saya pakai orang untuk membantu saya,” ungkap pria yang akrab disapa Udi ini, Sabtu (4/3/2023).
Tempat pangkas rambut Rusdi Palar Bikin Nyaman
Di Kecamatan Kotabunan, banyak terdapat tempat pangkas rambut. Namun jika ingin merasakan kenyamanan, datanglah di dusun 3 desa Bulawan.
Tempat pangkas rambut ini buka pukul delapan pagi dan tutup jam 02.00 Wita. Jika kalian datang pada pukul 13.00 Wita, sudah banyak yang antri.
Di tempat ini saat cukur rambut, pelanggan disuguhi suara musik samar-samar, sehingga pengunjung merasa nyaman.
Untuk gaya rambut yang diinginkan pasti akan sesuai dengan keinginan, sebab Rusdi tidak mau mengecewakan pelanggannya.
“Tanyakan kepada kami model rambut yang cocok, karena rambut adalah mahkota,” kata Rusdi.
Rusdi hanya berharap dirinya akan selalu diberikan kesehatan oleh sang pencipta agar pekerjaannya bisa lancar dan apa yang menjadi impiannya sebagai tukang cukur masih bisa ia nikmati.
“Harapan saya agar selalu diberikan kesehatan oleh Allah Swt,” ucap pria berdarah Minahasa-Sangihe ini. (*)