Feature

Sujud Doa untuk Abdi

Oleh: Mat Rey Kartorejo

Tak ada yang dapat diungkapkan, selain doa yang akan ku panjatkan di setiap sujudku. Agar engkau diberikan tempat yang layak di sisi Allah Swt.”

Kamis, 2 Februari 2023. Sekira pukul 07.00 Wita. Aku masih tertidur. Tiba-tiba terdengar tangis istriku pecah. Ia mendekat dan berkata, “Bangun jo. Napa Abdi so maninggal.”

Kaget, dan langsung bangun dari tidur. Tak percaya dengan apa yang baru terdengar dari bibir istriku.

Langsung coba menghubungi teman yang ada di Kotamobagu. Kabar dari balik telepon genggam, benar sahabatku yang paling baik telah berpulang untuk selama-lamanya.

Rasanya hati ini hancur saat mendengar Abdi Mokodongan telah pergi untuk selama-lamanya. Tidak percaya ia cepat meninggalkan kita, tapi berita yang ku lihat di media sosial ternyata benar adanya.

Banyak kenangan indah yang kita lalui. Masih jelas di ingatanku ketika ikut Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di kota Manado. Kala itu, aura bahagia menyelimuti kami saat dinyatakan lulus dalam UKW yang digelar di Kantor PWI Sulut. Abdi bertutur, “Tat, hari ini kita sanang skali. Waktu materi jejaring, narasumber yang kita hubungi, samua dorang ada angka tape telepon. Alhamdulillah kita lulus, Tat.”

“Iyo. Kita lagi sanang skali, Tat,” jawabku dengan wajah berseri-seri.

Ucapan sahabatku itu masih mengiang di telinga hari ini.

Ada sesal menyelip sesak, sebab ada janji yang belum dapat ku tunaikan. Padahal sudah terucap, untuk menjenguknya waktu ia sakit.

“Jujur, aku adalah orang yang paling menyesal. Maafkan aku sahabat. Hari ini dan seterusnya aku akan selalu memanjatkan doa untukmu, semoga kau mendapat tempat yang paling indah di alam sana.”

Baca Juga :   Kamsia Oma Ros dan Asa Papa Alam

Abdi orang baik yang aku kenal. Sosok yang banyak membantu. Segala kebaikan yang ia berikan mudah-mudahan akan diganjar dengan pahala oleh Allah Swt.

“Selamat jalan, Kawan. Selamat jalan, Abdiyanto Mokodongan. Semoga amal ibadahmu diterima oleh Allah Swt, dan diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya. Amin ya rabbal alamin.”

Ratusan Sahabat dan Keluarga Hadiri Prosesi Pemakaman

Suasana duka menyelimuti kediaman almarhum Abdiyanto Mokodongan di Desa Genggulang, Kecamatan Kotamobagu Utara.

Kesedihan begitu nampak dari sahabat-sahabat yang melayat. Tangis pun pecah saat jasad almarhum diangkat menuju ke tempat peristirahatan yang terakhir.

Ia dimakamkan di pekuburan umum. Prosesi pemakaman anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Boltim itu berlangsung pukul 13.35 Wita dan dihadiri oleh sahabat-sahabat, kerabat dekat, serta keluarga besar.

Nampak beberapa pejabat pemerintahan yang sempat hadir dalam prosesi pemakaman ini. Mantan Asisten l Setda Boltim Hariono Sugeha juga turut meringankan langkah, menghadiri prosesi pemakaman Abdiyanto Mokodongan.

Pada kesempatan itu dengan penuh kerendahan hati, keluarga almarhum memohon maaf apabilah ada kesalahan dari almarhum.

“Kami keluarga mengucapkan limpah syukur banyak terima kasih. Semoga langkah dari bapak ibu akan mendapat pahala dari Allah Swt. Apa bila ada salah kata dari almarhum, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,” ucap salah satu keluarga almarhum.

Sepatah Kata Ketua PWI Boltim

Menghadiri prosesi pemakaman almarhum Abdiyanto, Ketua PWI Kabupaten Boltim, Edmon Mamonto, mengaku sangat kehilangan. Mimik muka tampak sedih. Ia mengatakan almarhum adalah sosok yang baik dan suka membantu.

“Sebagai Ketua PWI Boltim, saya merasa sangat kehilangan atas kepergian salah satu anggota saya. Almarhum adalah sosok yang baik, sering membantu teman-teman sesama profesi,” ungkap Edmon.

Baca Juga :   Kopi Pinogu dan Diskusi Politik di Rumah Sadam

Edmon berkata, almarhum sosok yang banyak berbuat untuk organisasi dengan terlibat langsung di setiap kegiatan-kegiatan PWI Boltim.

Selaku pucuk pimpinan PWI Boltim, Edmon mengajak seluruh temannya untuk memanjatkan doa agar almarhum Abdiyanto mendapat tempat yang layak di sisi Allah Swt, Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Kita berdoa semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Allah Swt, dan diampuni segala dosanya,” ucap Edmon.

Riwayat Singkat Almarhum

Abdiyanto Mokodongan lahir di desa Genggulang pada tanggal 28 April 1983. Ia merupakan anak keempat dari empat bersaudara, pasangan almarhum Sertu Purnawirawan T. Mokodongan dan Sati Mamonto.

Almarhum menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di desa Genggulang, kemudian SMP 7 Bilalang dan SMA Islam Kotamobagu.

Riwayat pekerjaan, almarhum Abdiyanto adalah koordinator liputan pada media Inaton Report.com, wartawan biro Pemkab Boltim dan biro untuk liputan Kodim 1303 Bolaang Mongondow.

Almarhum adalah pengurus cabang Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan (FKPPI) Kota Kotamobagu. Ia juga masuk pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Boltim.

Tangis Sang Ibunda

Pada prosesi pemakaman Abdiyanto Mokodongan di Kelurahan Genggulang, Kecamatan Kotamobagu Utara, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), salah satu pengurus PWI Boltim, Dio Jubair, diminta oleh keluarga untuk membacakan riwayat singkat almarhum.

Di hadapan ratusan pelayat, Dio membacakan riwayat singkat almarhum sembari memanjatkan doa bagi teman dekatnya itu.

Usai membacakan hikayat almarhum di hadapan para pelayat, tangis ibunda tercinta Abdiyanto pecah. Ia menangis di hadapan Dio.

Dio Djubair saat membacakan riwayat singkat almarhum Abdiyanto Mokodongan.

Sebagai teman dekat Abdi, Dio tak dapat menahan kesedihan. Melihat ibunda almarhum menangis, mata Dio berkaca-kaca. Perasaan sedih tak dapat dibendung. Ia pun ikut menangis.

Doa Teman-Teman PWI Boltim

Kepergian Abdiyanto Mokodongan menyisakan duka mendalam bagi PWI Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Banyak yang bertanya-tanya, sebenarnya almarhum sakit apa. Selama ini ia tidak pernah berkeluh meski ia sakit.

Baca Juga :   Kakek Pencari Botol Plastik

Belakangan almarhum sudah jarang melakukan peliputan di wilayah kabupaten Boltim lantaran mengalami sakit.

Setelah kabar bahwa ia meninggal dunia, teman-teman seprofesi sempat kaget. Tidak percaya, namun kenyataannya memang benar.

Keluarga berusaha membawanya ke rumah sakit, namun takdir berkata lain. Ia meninggal dunia pada usia kurang lebih 40 tahun.

Sebagai bentuk dukacita yang mendalam, teman-teman seprofesi hanya bisa memanjatkan doa bagi almarhum. Berharap akan mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya.

“Turut berdukacita yang mendalam. Semoga surga Allah Swt ditetapkan untuk mu, amin,” ucap Bendahara PWI Boltim, Gunawan Mamonto.

“Turut berdukacita atas kepergianmu sobat. Semoga amal ibadahmu diterima oleh Allah dan dilapangkan kuburmu, diberikan tempat di sisi Allah. Kebaikanmu akan kami ingat selamanya, amin,” tutur Rinto Lakoro, wartawan elektoral.id.

Ucapan yang sama keluar dari Mikdat Ligawa. Ia memohon kepada Sang Khalik agar almarhum Abdi diampuni segala dosanya.

“Ya Allah, berikanlah tempat yang layak bagi sahabat kami Abdiyanto. Ampunilah dosa-dosanya dan masukkan dia ke dalam surgamu,” pinta Mikdat, wartawan LensaSulut.com.

Turut berdukacita yang sebesar-besarnya. Semoga Allah Swt, Tuhan yang Maha Kuasa mengampuni segala dosa-dosa almarhum dan akan diberikan tempat yang layak. Keluarga yang ditinggalkan mudah-mudahan akan diberikan kekuatan, keikhlasan, dan kesabaran. (*)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button