Pemilihan Ketua BPD Buyat Selatan Disorot
Kostan: Masyarakat Sudah Resah Dengan Kejadian Ini
KOTABUNAN, TotabuanExpress.co.id – Masyarakat Buyat Selatan, Kecamatan Kotabunan, kian resah. Pemilihan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) jadi pemicu. Kepala Desa disorot.
Saat dikonfirmasi di kediamannya, Sangadi (Kepala Desa) Buyat Selatan Husni Modeong mengaku, pemilihan Ketua BPD dua kali dilakukan.
“Soal pemilihan Ketua BPD, mekanismenya diserahkan kepada mereka berlima (personil BPD-red) yang baru dilantik. Memang benar pemilihan ketua sudah dilakukan tapi waktu itu belum dilantik. Setelah dilantik kemudian dilakukan pemilihan kembali,” ungkap Modeong, Rabu (5/2/2020).
“Saya tidak mau masuk di ranah itu. Karena cuma mereka lima itu yang musyawarakan siapa yang akan diangkat menjadi ketua. Kami dari pemerintah desa tidak mau intervensi masalah itu,” jelasnya.
Sangadi mengatakan, soal pemilihan Ketua BPD yang pertama itu belum sah karena belum dilantik. “Setelah dilantik baru terserah dari lima orang yang terpilih ini memilih siapa yang jadi ketua. kata Modeong.
Di sisi lain, sikap Sangadi dikritisi. Kostan Mananeke, mewakili masyarakat Buyat Selatan kepada wartawan mengatakan, pemilihan Ketua BPD ada permainan sebab dua kali dipilih. “Ketua BPD sudah dilantik. Dan yang terpilih Yanis Mananeke. Berita acaranya sudah diberikan kepada Camat Kotabunan. Tapi kemudian ada pemilihan ulang Ketua BPD dan yang terpilih yaitu Helmi Modeong. Ini sebenarnya ada apa?” tanya Konstan, Rabu (5/2/2020).
“Pemilihan Ketua BPD pertama, dilaksanakan di Balai Desa Buyat Selatan dan dihadiri pemerintah desa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Artinya ini sudah sah. Tapi kenapa ada pemilihan lagi? Masyarakat sudah resah dengan kejadian ini,” tutur Kostan.
Terkait perubahan Ketua BPD, menurut tokoh masyarakat ini, harus ada penjelasan secara detail sebab hal ini selalu jadi pertanyaan di masyarakat.
“Torang cuman mo minta depe penjelasan. Karena selalu jadi pertanyaan terkait perubahan Ketua BPD ini. Kan sudah dilantik dan ada berita acaranya dimana berita acaranya sudah diberikan ke Camat Kotabunan. Bahkan ada masyarakat yang bertanya kenapa bikin pemilihan kembali,” tanya Kostan.
Ia menilai, Sangadi terkesan apatis terhadap masalah ini. “Karena saat dimintai tanggapan, jawabannya dia tidak tahu-menahu dengan itu. Saya mewakili masyarakat Buyat Selatan, kami malu, kami merasa sudah dilecehkan. Permasalahan ini kan ada akarnya jadi harus ada ujungnya. Kami harus cari akarnya biar permasalahan ini selesai,” tegas Kostan.
Dirinya berharap masalah tersebut ada penyelesaian sebab sudah hampir satu bulan ini belum ada titik terang.
“Sebaiknya jangan bangun desa ini dengan cara-cara yang tidak bagus,” tandas Kostan.
“Kami masyarakat 90 persen dukung sama Sangadi kenapa masalah seperti ini dia hanya acuh tak acuh. Harusnya ketika ada masalah seperti ini jangan menghindar, minimal kasih solusi. Masyarakat sudah percayakan seharusnya dia (Sangadi-red) mampu menyelesaikan,” ketusnya.
Diketahui 5 (lima) Anggota BPD Desa Buyat Selatan yang terpilih, Yanis Mananeke, Helmi Modeong, Mariam Paputungan, Ebi Permata dan Arsad Potabuga.
(Rey)
Saya rasa masyarakat juga jangan menyalahkan sangadi dikarenakan masalah internal BPD itu urusannya BPD dan tidak boleh di intervensi oleh sangadi
Ingat fungsi BPD itu apa?