Kader Nilai Medy dan Wilken Lemahkan Pemenangan OD-SK di Boltim
Disebut Telah Dipecat Dari PDIP
BOLTIM, TotabuanExpress.co.id –
Dituding telah dipecat dari keluarga banteng moncong putih, Kader Mamonto berang. Mantan Wakil Ketua Bapilu DPC PDIP Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) itu pun memberikan klarifikasi.
Nada sesal meletup, karena tudingan itu keluar dari Ketua DPC PDIP Boltim, Medy Lensun. Seperti diberitakan salah satu media online.
“Saya mundur dari pengurus DPC PDIP Boltim itu adalah benar. Karena saya sendiri menyatakan itu pada 2018 lalu. Tapi jika saya sudah dipecat sebagai kader PDIP, itu baru saya tahu dari saudara Medy Lensun. Karena hingga hari ini tidak ada pemberitahuan ke saya tentang pemecatan sebagai kader PDIP maupun penarikan KTA (Kartu Tanda Anggota) saya,” ujar Mamonto, Rabu (4/3).
Terkait aksi dirinya memakaikan kemeja berlogo PDIP kepada Amalia Ramadhan S. Landjar pada Selasa (3/3) malam, menurut Kader itu adalah bentuk euforia dirinya karena terinformasi Amalia dimandatkan sebagai Koordinator Komando Barisan Militan Olly Dondokambey (BMOD) wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR).
“Saya yang merasa sebagai kader PDIP tentu bangga karena Amalia dimandatkan sebagai Koordinator Komando BMOD BMR. Tentu, ini akan menjadi peluang kemenangan OD yang notabene Ketua DPD PDIP Sulut di BMR pada Pilgub tahun ini,” jelasnya.
Dia membenarkan bahwa kemeja hitam berlogo PDIP adalah miliknya yang dia berikan kepada Amalia. “Kemeja berlogo PDIP ini merupakan jantung saya, dan secara bangga saya berikan kepada Amalia karena dia akan berjuang bersama kami memenangkan OD-SK di Boltim,” ungkapnya.
Selanjutnya, Kader balik mempertanyakan sikap Ketua DPC PDIP Boltim Medy Lensun dan Sekretarisnya Wilken Rareho yang terkesan tidak merasa senang dengan bertambahnya kekuatan OD-SK di BMR, khususnya Kabupaten Boltim.
“Konvoi penjemputan terhadap Amalia Landjar malam itu adalah spontanitas masyarakat karena Amalia dimandatkan sebagai Koordinator Komando BMOD. Yang secara otomatis mereka akan menjadi bagian dari pada kita untuk memenangkan OD-SK. Justru sangat lucu jika euforia masyarakat ini tidak diapresiasi, terutama oleh elit PDIP di Boltim, terutama oleh mantan Ketua PDS Medy Lensun dan mantan Caleg Demokrat Wilken Rareho,” tambah Kader yang mengaku sebagai anggota PDI sejak tahun 1979.
Pria paruh baya yang memang dikenal masyarakat Boltim sebagai pengagum PDI Perjuangan dan Megawati ini, justru merasa kecewa dengan statemen yang dianggap sepihak dan terkesan melecehkan dirinya sebagai kader setia partai.
“Saya beberapa hari lalu secara sukarela membantu pengurus PDIP dari Kotamobagu, yang memasang baliho OD-SK di wilayah Kotabunan, sampai jam setengah 3 pagi. Itu karena cinta saya kepada partai, cinta saya kepada OD-SK. Kemudian ada oknum ketua DPC dan anggota dewan dari PDIP Boltim yang mencela saya karena mendukung calon, yang juga mendaftar di PDIP. Bukankah saudara Medy dan Wilken juga mengetahui jika ada oknum pengurus DPC yang mendukung calon lainnya? Kenapa tidak tegur mereka? Menurut saya ini sepihak dan sangat mengganggu konsentrasi pemenangan PDIP, terutama OD-SK di Boltim khususnya,” pungkas Kader.
(*Rey)